Nusantara1News – Kopi bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga menjadi “sahabat” yang penting bagi banyak orang sebelum memulai aktivitas mereka. Banyak yang memilih secangkir kopi di pagi hari atau saat istirahat kerja untuk menyegarkan tubuh dan pikiran.
Meski Eat This, Not That melaporkan bahwa sejumlah penelitian menunjukkan kopi dapat mengurangi risiko kanker prostat, gagal jantung, dan gangguan pendengaran, ternyata bagi beberapa orang, konsumsi kopi justru dapat menimbulkan efek samping negatif.
Baca Juga : Lebih Baik Beli Asuransi Jiwa atau Kesehatan?
Para ahli menyarankan agar beberapa kelompok orang menghindari konsumsi kopi. Berikut ini adalah 12 kelompok orang yang disarankan untuk tidak minum kopi, berdasarkan penjelasan ahli, yang dikutip pada Senin (18/11/2024).
- Pengidap GERD
Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah kondisi di mana asam lambung mengalir naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi perih dan terbakar di dada (heartburn).
Menurut Heikkinen, kafein dalam kopi dapat melonggarkan sfingter esofagus bagian bawah, yaitu katup antara esofagus dan lambung. Akibatnya, asam lambung bisa naik ke kerongkongan, memperburuk gejala GERD dan menimbulkan ketidaknyamanan.
- Anak di Bawah 12 Tahun
Menurut McGrane, kafein dapat memberikan efek samping yang lebih signifikan dan serius pada anak-anak, meskipun dalam dosis yang lebih kecil dibandingkan orang dewasa.
“Misalnya, konsumsi kafein berlebihan pada anak-anak dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, rasa cemas, kesulitan berkonsentrasi, dan sakit perut,” jelas McGrane.
- Orang dengan Epilepsi
Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, Planells mengungkapkan bahwa sebuah studi terbaru menunjukkan konsumsi kopi dalam jumlah berlebihan dapat berhubungan langsung dengan peningkatan frekuensi kejang pada penderita epilepsi.
Maka dari itu, orang dengan epilepsi disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli saraf terkait asupan kafein.
- Penderita Diare
Heikkinen menjelaskan bahwa kafein dapat meningkatkan frekuensi buang air besar (BAB), sehingga kopi yang mengandung kafein bukan pilihan yang tepat untuk orang yang sering menderita diare.
“Namun, kopi tanpa kafein mungkin tidak terlalu menimbulkan masalah, meskipun cairan panas secara umum dapat merangsang usus,” kata Heikkinen.
- Orang dengan Anxiety atau Serangan Panik
McGrane menjelaskan bahwa kafein merupakan stimulan yang dapat memperburuk kecemasan bagi sebagian orang. Oleh karena itu, orang yang sering mengalami serangan panik atau gangguan kecemasan disarankan untuk mengurangi atau bahkan menghindari konsumsi kopi.
Penelitian dari General Hospital Psychiatry menemukan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah tinggi, sekitar 5 cangkir kopi per hari, dapat memicu serangan panik pada individu yang sudah rentan terhadap kecemasan.
- Orang dengan Gangguan Tidur
Heikkinen menjelaskan bahwa kebiasaan mengonsumsi kopi dapat memperburuk siklus tidur yang kurang nyenyak dan meningkatkan rasa kelelahan. Bahkan, meminum kopi di sore hari dapat memengaruhi kualitas tidur seseorang.
Sleep Foundation menyarankan agar setiap orang menghindari kafein setidaknya enam jam sebelum tidur.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan bahwa konsumsi kafein sebanyak 400 mL enam jam sebelum tidur berpotensi mengganggu pola tidur. Perlu dicatat bahwa kafein memiliki efek kuat dalam memengaruhi kualitas tidur manusia.
- Ibu Menyusui
Planells menjelaskan bahwa kafein bersifat stimulan dan diuretik, yang dapat meningkatkan risiko dehidrasi pada ibu menyusui. Oleh karena itu, The American Pregnancy Association menyarankan agar ibu menyusui mengurangi atau menghindari konsumsi kopi sebanyak mungkin selama masa menyusui, untuk menghindari dampak negatif terhadap kesehatan ibu dan bayi.
- Ibu Hamil
Heikkinen menjelaskan bahwa American College of Obstetrics and Gynecology merekomendasikan ibu hamil untuk membatasi konsumsi kafein hingga 200 mL atau sekitar dua cangkir kopi per hari, untuk meminimalkan risiko masalah kehamilan, seperti keguguran, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah.
Baca Juga : Segini Daftar Iuran BPJS Kesehatan, Berlaku 17 Oktober 2024
Namun, sebuah studi yang diterbitkan dalam British Journal of Medicine pada 2020 menyimpulkan bahwa tidak ada tingkat konsumsi kafein yang sepenuhnya aman selama kehamilan. Meski demikian, ibu hamil disarankan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter mengenai asupan kopi mereka.
- Pengidap Penyakit Jantung
Kandungan kafein pada kopi disebut dapat menyebabkan peningkatan sementara tekanan darah dan detak jantung. Maka dari itu, ahli diet sekaligus konsultan nutrisi Lose It!, Kelli McGrane meminta para penderita penyakit jantung untuk berkonsultasi dengan dokter terkait jumlah kopi yang dapat dikonsumsi.
“Penting bagi siapapun yang memiliki penyakit jantung untuk berkonsultasi dengan dokter tentang apakah atau berapa banyak kopi yang aman untuk dikonsumsi,” ujar McGrane.
Sementara itu, studi yang dipublikasikan American Journal of Clinical Nutrition menyimpulkan bahwa ada potensi lonjakan tekanan darah dalam jangka pendek saat minum kafein.
Namun, tidak ada bukti konkret terkait efek jangka panjang terhadap tekanan darah atau kesehatan jantung.
- Orang dengan Kandung Kemih Terlalu Aktif
Ahli diet di MyNetDiary, Sue Heikkinen mengungkapkan bahwa asupan kafein dapat meningkatkan frekuensi dan urgensi buang air kecil (BAK). Maka dari itu, orang dengan kandung kemih yang lebih aktif tidak disarankan untuk mengonsumsi terlalu banyak kopi.
“Menghindari secangkir besar kopi sebelum melakukan perjalanan jauh, terutama jika waktu beristirahat di dekat toilet sangat terbatas adalah hal yang baik,” kata Heikkinen.
- Penderita Glaukoma
Glaukoma adalah kondisi mata yang merusak saraf optik sehingga proses pengiriman informasi visual dari mata dan otak terganggu. Planells mengatakan bahwa penderita gangguan mata itu disarankan untuk membatasi atau menghindari asupan kopi.
“Tekanan intraokular meningkat pada penderita glaukoma saat mengonsumsi kopi. Jadi, disarankan untuk membatasi atau menghindari asupan kopi,” jelas Planells.
“Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian terkait hal ini,” imbuhnya.
Menurut penelitian yang dilakukan Mount Sinai, mengonsumsi kafein dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko glaukoma pada mereka yang memiliki risiko peningkatan tekanan mata.
Baca Juga : Judi Online Ancaman Serius bagi Kesehatan Mental dan Ekonomi
- Penderita Sindrom Iritasi Usus Besar
Ahli diet gizi sekaligus mantan presiden Washington State Academy of Nutrition, Angel Planells menganjurkan para penderita Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) untuk membatasi atau bahkan menghindari minuman berkafein.
Sebab, kafein memiliki efek samping berupa gejala utama IBS, seperti peningkatan frekuensi buang air besar (BAB) dan diare.
“Kafein dapat meningkatkan frekuensi BAB, termasuk meningkatkan potensi diare, gejala utama IBS,” ungkap Planells.